Prinsip Umum Manajemen Proyek
George R. Terry |
Untuk melaksanakan manajemen, seorang pimpinan di level manapun, harus
melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi manajemen ada
fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi penunjang
yang bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak
dilakukan dengan baik maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran
menjadi gagal. George R. Terry telah merumuskan fungsi-fungsi tersebut
sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).
A. Planning (Perencanaan)
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan
guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang
menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas
(konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep
planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
- Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
- Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
- Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
- Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
B. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai
pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang,
dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah
organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional
yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun
data.
Dalam proses manajemen, organisasi berfungsi untuk :
- menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
- membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
- mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.
Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan
struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan.
Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :
- koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),
- koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
- koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).
Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis :
- Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant.
- Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.
Koordinasi horizontal dan bersifat satu level :
- Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
- Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.
Koordinasi diagonal :
Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan
koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi
antara Kepala Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan General
Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi vertikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar